#5 Faedah dari Kitab Tauhid : PERINTAH MENTAUHIDKAN ALLAH, DAN LARANGAN MENYEKUTUKANNYA
#5
Faedah dari Kitab Tauhid
PERINTAH MENTAUHIDKAN ALLAH, DAN LARANGAN
MENYEKUTUKANNYA
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِه شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًا
“Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada
kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri” (QS. An
Nisaa’: 36)
Beberapa Faedah dari ayat di atas :
1. Wajibnya mengesakan Allah dalam ibadah, karena ini merupakan kewajiban yang pertama kali. Dalam ayat di atas bisa kita perhatikan bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bertauhid sebelum memerintahkan mereka untuk melakukan kebaikan yang lainnya.
Dan ini senada dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
فَاعْلَمْ اَنَّه لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُم
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah dengan benar) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu” (QS. Muhammad : 19)
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan untuk
bertauhid terlebih dahulu sebelum beramal.
2. Haramnya berbuat kesyirikan, bahkan itu
merupakan larangan Allah yang pertama kali, sehingga ia merupakan keharaman yang
paling besar yang harus di jauhi.
3. Sesungguhnya menjauhi
kesyirikan merupakan syarat sahnya ibadah, karena Allah menggandengkan perintah
beribadah dengan larangan berbuat syirik.
4. Sesungguhnya kesyirikan hukumnya haram,
baik syirik besar maupun syirik kecil, karena kata “syai-an” (sesuatu pun)
adalah bentuk nakirah dalam susunan nahyu (larangan) sehingga menunjukkan bahwa
larangan syirik adalah umum, baik syirik akbar (besar) maupun syirik asghar
(kecil).
5. Sesungguhnya tidak boleh mengadakan sekutu
bagi Allah dalam beribadah kepada-Nya, baik kepada malaikat, para nabi, orang-orang
shalih (dari para wali), patung, berhala, dan lainnya. Karena kata
"Syai-an" adalah bermakna
umum.
Abu Musyaffa'
Hardadi
Maraji’ :
- Al-Mulakhkhas
fii Syarhi Kitaabit Tauhid karangan Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan
Al-Fauzan Hafizhahullahu Ta’ala
- Mutiara Faidah Kitab Tauhid karangan Ustadz
Abu Isa Abdullah bin Salam Hafizhahullahu Ta’ala.
Posting Komentar untuk "#5 Faedah dari Kitab Tauhid : PERINTAH MENTAUHIDKAN ALLAH, DAN LARANGAN MENYEKUTUKANNYA"