#14 Faedah dari Kitab Tauhid : KEISTIMEWAAN/ KEUTAMAAN TAUHID
#14 Faedah dari Kitab Tauhid
KEISTIMEWAAN/
KEUTAMAAN TAUHID
Dari
dalil-dalil yang ada dalam kitaabut tauhiid (dan kami tambahkan dari referensi
yang lain juga), bisa di ambil kesimpulan bahwa di antara
Keistimewaan/keutamaan Tauhid yaitu :
1.
AHLI TAUHID MENDAPATKAN KETENANGAN DAN HIDAYAH
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
الَّذِينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al An’aam: 82).
2. AHLI TAUHID PASTI MASUK SURGA
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ العَمَلِ
“Dari Ubadah bin Ash Shamit radhiyallahu ‘anhuia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja; tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, serta kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan ruh ciptaan-Nya, demikian pula bersaksi bahwa surga benar-benar ada, dan neraka benar-benar ada, maka Allah akan memasukkan dia ke surga bagaimana pun amal yang dikerjakannya.” (HR. Bukhari 3435 dan Muslim 28).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ
مَاتَ وَهُوَ
يَعْلَمُ أَنَّهُ
لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ
دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mati dan ia
mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
Allah, maka ia masuk Surga (HR. Muslim No. 26)
مَنْ
مَاتَ لاَيُشْرِكُ
بِاللهِ شَيْئًا
دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk Surga (HR. Muslim No. 93)
3.
AHLI TAUHID HARAM MASUK NERAKA
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari hadits Itban disebutkan,
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi
orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan mengharap wajah Allah.” (HR. Al-Bukhari 425, muslim 33).
4. BOBOT TIMBANGAN TAUHID MENGALAHKAN BOBOT TIMBANGAN LANGIT DAN BUMI
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ مُوسَى: يَا رَبِّ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَذْكُرُكَ بِهِ، وَأَدْعُوكَ بِهِ، قَالَ: قُلْ يَا مُوسَى: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: يَا رَبِّ كُلُّ عِبَادِكَ يَقُولُ هَذَا، قَالَ: قُلْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: إِنَّمَا أُرِيدُ شَيْئًا تَخُصُّنِي بِهِ، قَالَ: يَا مُوسَى لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَالْأَرَضِينَ السَّبْعِ فِي كِفَّةٍ، وَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ فِي كِفَّةٍ، مَالَتْ بِهِنَّ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
“Dari Abu Sa’id Al Khudriy, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nabi Musa ‘alaihis salam pernah
berkata, “Ya Rabbi, ajarkanlah aku kalimat yang kugunakan untuk memuji-Mu dan
berdo’a kepada-Mu,” Allah berfirman, “Ucapkanlah Laa ilaaha illallah wahai
Musa!” Musa berkata, “Yaa Rabbi, semua hamba-Mu mengucapkannya.” Allah
berfirman, ““Ucapkanlah Laa ilaaha illallah!” Musa berkata, “Yang aku
inginkan adalah kalimat khusus yang Engkau ajarkan kepadaku.” Allah berfirman,
“Wahai Musa! Kalau sekiranya penghuni langit yang tujuh dan bumi yang tujuh
berada di satu daun timbangan, dan ucapan Laa ilaaha illallah di daun
timbangan yang lain, maka Laa ilaaha illallah lebih berat dari semua
itu.” (HR. Ibnu Hibban 2324 dan Hakim dalam
Al-Mustadrak 1/528).
5.
AHLI TAUHID BISA DI AMPUNI SELURUH DOSANYA
Dalam riwayat Tirmidzi, dan dia menghasankannya, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا
ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ
أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا
تُشْرِكُ بِي
شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam,
Sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi,
kemudian engkau datang kepada-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan
sesuatu apapun, maka Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh itu pula.” (HR. Tirmidzi 3534, Ad-Darimi 2791, dll).
6.
AHLI TAUHID YANG SEMPURNA MAKA AKAN MASUK SURGA TANPA HISAB DAN TANPA ADZAB
Sebagaimana dalam hadits di bawah ini,
عَنْ حُصَيْنِ بْنِ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ، فَقَالَ: أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ؟ قُلْتُ: أَنَا، ثُمَّ قُلْتُ: أَمَا إِنِّي لَمْ
أَكُنْ فِي
صَلَاةٍ، وَلَكِنِّي لُدِغْتُ، قَالَ: فَمَاذَا صَنَعْتَ؟ قُلْتُ: اسْتَرْقَيْتُ، قَالَ: فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ؟ قُلْتُ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِيُّ فَقَالَ: وَمَا حَدَّثَكُمُ الشَّعْبِيُّ؟ قُلْتُ: حَدَّثَنَا عَنْ
بُرَيْدَةَ بْنِ
حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ، أَنَّهُ قَالَ: لَا
رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ
عَيْنٍ، أَوْ
حُمَةٍ، فَقَالَ: قَدْ
أَحْسَنَ مَنِ
انْتَهَى إِلَى مَا
سَمِعَ، وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ، إِذْ
رُفِعَ لِي
سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي:
هَذَا مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ، وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ، فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي:
انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ، فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي:
هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ "، ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي
الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللهِ، وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مَا
الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ؟» فَأَخْبَرُوهُ، فَقَالَ: «هُمُ
الَّذِينَ لَا
يَسْتَرْقُونَ،وَلاَ يَكْتُوُوْنَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ» ،
فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ
مِحْصَنٍ، فَقَالَ: " ادْعُ اللهَ أَنْ
يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، فَقَالَ: «أَنْتَ مِنْهُمْ؟» ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ، فَقَالَ: ادْعُ اللهَ أَنْ
يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، فَقَالَ: «سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ»
“Dari Hushain bin Abdurrahman ia berkata, “Aku
pernah berada di dekat Sa’id bin Jubair, ia berkata, “Siapakah di antara kalian
yang melihat bintang jatuh semalam?” Aku menjawab, “Saya.” Lalu aku berkata,
“Sesungguhnya aku (ketika itu) tidak sedang dalam shalat (malam), akan tetapi
aku terkena sengatan (kalajengking).” Ia bertanya, “Lalu apa yang kamu
lakukan?” Aku menjawab, “Aku meminta ruqyah.” Ia bertanya lagi, “Apa yang
mendorongmu melakukan hal itu?” Aku menjawab, “Yaitu sebuah hadits yang
disampaikan Asy Sya’biy kepada kami.” Ia bertanya, “Apa yang disampaikan Asy
Sya’biy kepada kamu?” Aku menjawab, “Dia menuturkan kepada kami hadits dari
Buraidah bin Hushaib Al Aslamiy, bahwa ia berkata, “Tidak dibenarkan melakukan
ruqyah kecuali karena ‘ain (musibah yang ditimpakan oleh mata orang yang
dengki) atau terkena sengatan.” Sa’id pun berkata, “Sungguh sangat baik sekali
orang yang mengamalkan apa yang didengarnya. Akan tetapi Ibnu Abbas menuturkan
kepada kami hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
“Telah diperlihatkan kepadaku (pada saat Isra’ Mi’raj) beberapa umat.
Ketika itu aku lihat seorang Nabi dengan pengikutnya yang hanya sekelompok
orang. Ada pula Nabi dengan pengikutnya yang hanya seorang dan dua orang, dan
ada pula Nabi yang tidak memiliki pengikut. Tiba-tiba diperlihatkan kepadaku
sejumlah besar manusia. Aku mengira bahwa mereka adalah umatku, lalu dikatakan
kepadaku, “Ini adalah Musa alaihis salam dan umatnya. Tetapi lihatlah ke ufuk
langit.” Maka kulihat sejumlah besar manusia, dan dikatakan lagi, “Lihatlah ke
ufuk langit yang lain.” Maka kulihat pula sejumlah besar manusia, lalu
dikatakan kepadaku, “Ini adalah umatmu. Di tengah-tengah mereka ada tujuh puluh
ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.” Selanjutnya
Beliau masuk ke rumah, lalu orang-orang membicarakan mereka yang masuk
surga tanpa hisab dan azab. Sebagian di antara mereka berkata, “Mungkin
saja mereka adalah orang-orang yang menjadi sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.” Yang lain berkata, “Mungkin mereka adalah orang-orang yang
lahir di atas Islam dan tidak berbuat syirk kepada Allah.” Ada pula yang
berpendapat lain. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui
mereka dan bertanya, “Apa yang sedang kalian bicarakan?” Para sahabat pun
memberitahukan pembicaraan mereka. Maka Beliau bersabda, “Mereka adalah
orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta diobati luka mereka
dengan besi panas, tidak tathayyur (merasa sial karena melihat burung,
binatang lainnya, atau apa saja), dan bertawakkal kepada Rabb
mereka.” Lalu Ukkasyah bin Mihshan bangun dan berkata, “Berdoalah kepada
Allah agar Dia menjadikanku termasuk di antara mereka.” Beliau bersabda,
“Engkau termasuk mereka.” Lalu yang lain berdiri dan berkata pula, “Berdoalah
kepada Allah agar Dia menjadikanku termasuk di antara mereka,” maka Beliau
bersabda, “Engkau telah didahului oleh Ukkasyah.” (HR. Al-Bukhari 3410, Muslim 220)
7. AHLI TAUHID AKAN DIBERIKAN OLEH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA KEMENANGAN, PERTOLONGAN, KEJAYAAN DAN KEMULIAAN
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِن
تَنصُرُوا اللهَ
يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ
أَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman:
وَعَدَ
اللهُ الَّذِينَ
آمَنُوا مِنكُمْ
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ
فِي الْأَرْضِ
كَمَا اسْتَخْلَفَ
الَّذِينَ مِن
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ
لَهُمْ دِينَهُمُ
الَّذِي ارْتَضَىٰ
لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم
مِّن بَعْدِ
خَوْفِهِمْ أَمْنًا,
يَعْبُدُونَنِي
لَا يُشْرِكُونَ
بِي شَيْئًا,
وَمَن كَفَرَ
بَعْدَ ذَٰلِكَ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa
Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak
mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur :
55)
8. ORANG YANG BERTAUHID KEPADA ALLAH
SUBHANAHU WA TA'ALA AKAN DIHILANGKAN
KESULITAN DAN KESEDIHANNYA DI DUNIA DAN AKHIRAT
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَن
يَتَّقِ اللهَ
يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ
لَا يَحْتَسِبُ
“…Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki
dari arah yang tidak disangka-sangka…” (QS. Ath-Thalaq : 2-3)
9. ORANG YANG MENTAUHIDKAN ALLAH, MAKA
ALLAH AKAN MENJADIKAN DALAM HATINYA RASA CINTA KEPADA IMAN DAN ALLAH AKAN
MENGHIASI HATINYA DENGANNYA SERTA DIA MENJADIKAN DI DALAM HATINYA RASA BENCI
KEPADA KEKAFIRAN, KEFASIKAN DAN KEDURHAKAAN
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاعْلَمُوا
أَنَّ فِيكُمْ
رَسُولَ اللَّهِ
, لَوْ يُطِيعُكُمْ
فِي كَثِيرٍ
مِّنَ الْأَمْرِ
لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ
اللهَ حَبَّبَ
إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ
وَزَيَّنَهُ فِي
قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ
إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ
وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ
, أُولَٰئِكَ هُمُ
الرَّاشِدُونَ
“…Tetapi Allah menjadikan kamu cinta
kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu serta menjadikan
kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah
orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al-Hujurat : 7)
10. ORANG YANG BERTAUHID KEPADA ALLAH
AZZA WA JALLA AKAN DIBERI KEHIDUPAN YANG BAIK DI DUNIA DAN AKHIRAT
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا
مِّن ذَكَرٍ
أَوْ أُنثَىٰ
وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ
مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal
shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl :
97)
11. Tauhid merupakan penentu
diterima atau ditolaknya amal kita. Sempurna dan tidaknya amal seseorang
bergantung pada tauhidnya.
12. Tauhid akan memerdekakan seorang hamba dari penghambaan
kepada makhluk-Nya, agar menghamba hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala saja
yang menciptakan semua makhluk.
13. Orang yang mewujudkan tauhid dengan
ikhlas dan benar akan dilapangkan dadanya.
14. Tauhid merupakan sebab untuk
mendapatkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala , dan orang yang paling bahagia
dengan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang
mengatakan لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ dengan penuh keikhlasan
dari dalam hatinya.
15. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza
wa Jalla akan dimudahkan untuk melaksanakan amal-amal kebajikan dan meninggalkan
kemungkaran, serta dapat menghibur seseorang dari musibah yang dialaminya.
Abu Musyaffa'
Hardadi
Maraji’ :
- Al-Mulakhkhas
fii Syarhi Kitaabit Tauhid karangan Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan
Al-Fauzan Hafizhahullahu Ta’ala
- Mutiara
Faidah Kitab Tauhid karangan Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam Hafizhahullahu
Ta’ala.
- Prinsip Dasar
Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, karangan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Hafizhahullahu Ta’ala.
Posting Komentar untuk "#14 Faedah dari Kitab Tauhid : KEISTIMEWAAN/ KEUTAMAAN TAUHID"