Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#17 Faedah dari Kitab Tauhid : MENDAKWAHKAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH


#17  Faedah dari Kitab Tauhid

 

MENDAKWAHKAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH

 

Kesempurnaan Tauhid seseorang harus di wujudkan dengan Mendakwahkan tauhid kepada orang lain. Ini hakekat syahadat laa ilaaha illallah. Di antara dalil yang menunjukkan bahwa semua ahli tauhid harus berdakwah kepada tauhid yaitu,

 

Dalil pertama,

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala ,

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik."(QS. Yusuf: 108)

 

Beberapa Faedah dari ayat di atas :

1. Bahwa mengajak manusia mentauhidkan Allah merupakan jalan para rasul ‘alaihimush shalatu was salam dan pengikutnya.

2. Hendaknya seorang da’i memiliki ilmu dalam dakwahnya dan berdakwah di atas dalil serta di atas keyakinan yang kokoh.

3. Wajib bagi para da’i untuk berdakwah dengan ikhlas karena Allah. Tidak boleh berdakwah untuk Mencari selain wajah Allah, seperti untuk mendapatkan harta, kedudukan, pujian dari manusia, dan bukan pula mengajak kepada suatu golongan atau madzhab.

4. Indahnya tauhid, karena tauhid merupakan penyucian kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dari sekutu, tandingan, dan dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya.

5. Buruknya syirik, karena syirik merupakan sama saja menghina/merendahkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

6. Wajibnya orang muslim untuk menjauhi orang-orang musyrikin.

 

Dalil kedua,

Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengutus Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu, maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada Mu'adz Radhiyallahu 'anhu,

إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ" وَفِي رِوَايَةِ: "إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ تَعَالَى. فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ. فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ. فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْكَ لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi segolongan Ahli Kitab, maka hendaknya yang pertama kali engkau serukan adalah mengajak mereka bersyahadatLaailaahaillallah. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Agar mereka mentauhidkan Allah. Jika mereka telah menaatimu, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan kepada mereka lima kali shalat dalam sehari-semalam. Jika mereka telah menaatimu, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan kepada mereka membayar zakat yang diambil dari orang-orang yang kaya dan diberikan kepada orang-orang yang miskin di antara mereka. Jika mereka telah menaatimu, maka berhati-hatilah terhadap harta pilihan mereka dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Al-Bukhari 1395 dan Muslim 19)


Beberapa Faedah dari Hadits di atas :

1. Disyariatkan mengirim da’i (ke suatu tempat) untuk mengajak manusia kepada Allah.

2. Tauhid merupakan kewajiban pertama dan perkara yang pertama kali yang harus didakwahkan kepada manusia

3. Maksud syahadat Laa ilaaha illallah adalah mengesakan Allah dalam beribadah dan meninggalkan sesembahan selain-Nya.

4. Bahwasanya orang kafir tidak dihukumi sebagai seorang muslim sampai mengucapkan dua kalimat syahadat.

5. Bahwasanya seseorang walaupun dia suka membaca dan memiliki ilmu terkadang tidak mengerti makna Laa ilaaha illallah atau mengerti maknanya tetapi tidak mengamalkannya sebagaimana keadaan Ahli Kitab.

6. Bahwasanya berbicara kepada orang yang berilmu tidak sama dengan berbicara kepada orang yang jahil (tidak berilmu)

7. Seorang da’i hendaknya memiliki ilmu dan hujjah secara naqli (dalil) maupun ‘aqli (akal) agar dapat menyingkirkan syubhat yang datang kepadanya. Tentunya hal itu diperoleh dengan menuntut ilmu

8. Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban paling agung setelah dua kalimat syahadat.

9. Zakat merupakan kewajiban paling agung setelah shalat.

10. Penjelasan tentang tempat penyaluran zakat, yaitu kepada kaum fakir-miskin dan bolehnya ditujukan hanya kepada mereka.

11. Bahwasanya tidak boleh mengambil zakat dari harta berharga dari pemiliknya kecuali dengan keridhaannya.

12. Peringatan terhadap perbuatan zhalim, dan bahwa do'a orang yang terzhalimi itu adalah mustajab meskipun ia pelaku maksiat.

 

Dalil ketiga,

Pada hari peperangan Khaibar, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bersabda,

لَأُعْطِيَنَّ هَذِهِ الرَّايَةَ رَجُلًا يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ، يَفْتَحُ اللهُ عَلَى يَدَيْهِ"، فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوكُونَ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا،  فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّاسُ غَدَوْا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كُلُّهُمْ يَرْجُونَ أَنْ يُعْطَاهَا. فَقَالَ أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقِيْلَ: هُوَ يَشْتَكِي عَيْنَيْهِ، فَأَرْسِلُوا إِلَيْهِ، فَأُتِيَ بِهِ فَبَصَقَ فِي عَيْنَيْهِ، وَدَعَا لَهُ فَبَرَأَ، كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجَعٌ، فَأَعْطَاهُ الرَّايَةَوَقَالَ: انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ، حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيه فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

“Aku akan berikan bendera (komando perang) ini besok kepada seorang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, Allah dan Rasul-Nya juga mencintainya. Allah akan memberikan kemenangan melalui kedua tangannya.” Maka semalaman suntuk para sahabat membicarakan tentang siapa yang akan menerima bendera itu. Pada pagi harinya mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; masing-masing berharap agar ia diserahi bendera itu. Maka Rasulullah shalllallahu alaihi wa sallam bersabda, “Di mana Ali bin Abi Thalib?” Lalu diberitahukan, bahwa ia sedang sakit mata. Kemudian mereka mengutus orang untuk memanggilnya, dan datanglah dia. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meludahi kedua matanya, seketika itu ia pun sembuh seperti tidak pernah terkena penyakit. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan bendera itu kepadanya dan bersabda, “Melangkahlah engkau ke depan dengan tenang hingga engkau sampai di tempat mereka. Kemudian ajaklah mereka kepada Islam dan sampaikanlah kepada mereka hak-hak Allah dalam Islam. Demi Allah, jika Dia memberikan hidayah kepada seseorang dengan sebab engkau; itu lebih baik daripada unta-unta merah.” (HR. Al-Bukhari no. 2942, Muslim no. 2406).

 

Beberapa Faedah dari Hadits di atas :

1. Keutamaan Shahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dan persaksian Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa dirinya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir maupun batin.

2. Menetapkan bahwa Allah mencintai para wali-Nya dengan kecintaan yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.

3. Semangatnya para shahabat untuk mendapatkan kebaikan dan bersegeranya mereka dalam beramal shalih

4. Disyari'atkan memiliki adab ketika berperang, tidak serampangan dan tidak gegabah di dalamnya.

5. Perintah dari imam kepada para prajurit untuk bersikap lembut tanpa melemah dan tanpa merusak tekad

6. Wajibnya perintah mendakwahkan kepada Islam terlebih lagi sebelum dimulai pertempuran.

7. Bahwasanya dakwah itu dilakukan secara bertahap, diawali dengan mengajak orang kafir kepada Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, kemudian diperintahkan mengerjakan kewajiban-kewajiban Islam lainnya setelah itu.

8. Keutamaan berdakwah kepada Islam , dan bahwa da’i maupun mad’u (objek dakwah) sama-sama mendapatkan kebaikan. adakalanya mad’u mendapatkan hidayah, dan da’i memperoleh pahala yang besar.

9. Bukti kebenaran kenabian dan kerasulan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

10. Beriman kepada Qadha dan Qadar, ternyata bendera perang diserahkan kepada orang yang tidak mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikarenakan sakit (yaitu Ali bin Abi Thali radhiyallahu ‘anhu).

11. Bahwasanya tidak cukup hanya menamakan diri dengan penganut Islam saja, akan tetapi seseorang itu harus mengetahui kewajiban-kewajiban di dalamnya dan mengamalkannya.

 

Abu Musyaffa'  Hardadi

 

Maraji’ :

- Al-Mulakhkhas fii Syarhi Kitaabit Tauhid karangan Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafizhahullahu Ta’ala

- Mutiara Faidah Kitab Tauhid karangan Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam Hafizhahullahu Ta’ala.

 


Abu Musyaffa' Hardadi
Abu Musyaffa' Hardadi Hamba Allah

Posting Komentar untuk "#17 Faedah dari Kitab Tauhid : MENDAKWAHKAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH"