PAHALA JARIYAH VS DOSA JARIYAH
PAHALA JARIYAH VS DOSA JARIYAH
PAHALA JARIYAH
Kaum muslimin yang semoga di rahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.. Sebagai orang yang beriman, kita meyakini bahwa kita akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan suatu yang sangat kita inginkan adalah ketika kita sudah tiada di dunia ini, maka pahala kebaikan kita tetap terus mengalir.
Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyebutkan beberapa amalan yang mana ketika ketika manusia telah meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir, sebagaimana beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara : Sedekah jariyah, Ilmu yang diambil manfaatnya, Anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631)
Di antara
amalan yang terus mengalir pahalanya dalam hadits di atas adalah,
1. Sedekah jariyah
Ketika seseorang bersedekah, maka selama yang di sedekahkan tersebut tetap di manfaatkan oleh kaum muslimin, maka pahalanya tetap mengalir kepadanya walaupun orang tersebut telah meninggal dunia.
Seperti,
Membangun masjid,
mewakafkan Al-Qur'an, mencetak buku yang bermanfaat kemudian di berikan kepada
kaum muslimin, dan lain sebagainya yang dapat di manfaatkan oleh kaum muslimin.
2. Ilmu yang bermanfaat
Yaitu ilmu Syar'i yang dia ajarkan kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut mengamalkan ilmunya.
Seseorang menulis buku
agama yang bermanfaat, dan buku terus tetap dimanfaatkan setelah dia meninggal
dunia.
Sesorang mengajarkan
tentang taca cara shalat yang benar kepada orang lain, kemudian orang lain
tersebut mengamalkan apa yang di ajarkan tersebut, maka yang mengajarkan
tersebut tetap mendapatkan pahala
Seseorang mengajarkan baca
tulis Iqra’ dan Al-Qur’an kepada orang
lain, kemudian orang lain tersebut memahaminya dan mengamalkannya, maka yang
mengajarkan tersebut tetap mendapatkan pahala.
3. Anak yang shalih
Karena anak tersebut adalah
hasil kerja keras dari orang tuanya. Dan orang tuanya mendidiknya sehingga dia
tumbuh besar, kemudian anak tersebut menjadi anak yang shalih, anak yang shalih
sudah pasti anak tersebut mendo'akan kebaikan untuk orang tuanya, sehingga
walaupun orang tuanya telah meninggal dunia, maka dia tetap mengalir pahalanya
di sebabkan anaknya yang shalih tersebut.
DOSA JARIYAH
Di samping ada pahala jariyah, maka di sana ada juga yang namanya dosa jariyah. Yaitu dosa yang senantiasa dia dapatkan walaupun dia telah meninggal dunia.
Sungguh menyedihkan orang seperti ini, di saat orang-orang di akhirat nanti mereka mendapatkan nikmat berupa pahala jariyah, sedangkan dia mendapatkan dosa jariyah.
Ini di sebabkan karena ketika di dunia dia melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan dosanya tetap mengalir walaupun dia telah meninggal dunia.
Seperti,
Dia mengajarkan dan
mempelopori kesyirikan kepada orang lain.
Dia mengajarkan dan
mempelopori perbuatan bid'ah kepada orang lain.
Dia mempelopori dan mengajak perbuatan maksiat, sehingga orang-orang mengikuti perbuatan dia tersebut.
Dalil tentang hal-hal tersebut, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman menceritakan keadaan orang kafir nanti di akhirat, bahwa mereka akan menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan, sebagaimana dalam ayat berikut,
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)”. (QS. An-Nahl: 25)
Demikian juga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).
Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda,
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.”(HR. Muslim).
Oleh karena itu, hindarilah mengajarkan dan mempelopori kesesatan kepada orang lain, baik kesyirikan, kebid'ahan maupun kemaksiatan.
Semoga Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memudahkan kita untuk melakukan perbuatan kebaikan sehingga kita
mendapatkan pahala jariyah, dan semoga
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjauhkan kita dari melakukan keburukan yang
menyebabkan kita mendapatkan dosa jariyah.. Aamiin..
Abu Musyaffa’ Hardadi
Posting Komentar untuk "PAHALA JARIYAH VS DOSA JARIYAH"